Saturday, May 14, 2011

Penyembuhan Penyakit Melalui Sentuhan

Tahukah Anda, sebenarnya kita punya kemampuan untuk menyembuhkan penyakit, menyalurkan energi positif dan menyampaikan ekspresi kasih sayang tanpa perlu mengeluarkan kata-kata?

Sebagai makhluk sosial, manusia memiliki kebutuhan akan kehangatan, keakraban, dan kedekatan sebagai pribadi (need for intimacy). Menurut psikolog Ratih Ibrahim, pemenuhan kebutuhan itu bisa dipenuhi lewat sentuhan fisik dengan orang lain. "Sentuhan, pelukan, atau genggaman adalah contoh komunikasi non verbal yang punya kekuatan dan arti lebih besar dari kata-kata," katanya.
Menurut Tiffany Field, Ph.D, direktur Touch Research Institute, kontak dari kulit ke kulit adalah makanan bagi jiwa. Sama halnya dengan makanan bagi perut kita. Itu sebabnya tindakan ini perlu untuk dijadikan kebiasaan. Sebab, jika jiwa kekurangan 'makanan', mood dan kerja hormon-hormon pun bisa terganggu.

Sebuah pelukan diketahui dapat membantu meredakan emosi. Pasangan yang berpelukan usai berdebat, hubungannya akan lebih langgeng dibandingkan dengan yang tidak melakukannya. Berikanlah juga pelukan sayang kepada anak. Anak yang terbiasa mendapat sentuhan kasih sayang orangtuanya akan tumbuh jadi pribadi yang lebih terbuka dalam menerima orang lain.

Sentuhan terhadap tubuh manusia juga bisa bermanfaat dalam penyembuhan penyakit. Riset yang dilakukan dari University of Cincinnati mengungkapkan, pengobatan moderen yang digabung dengan terapi sentuhan bisa membantu pasien sembuh lebih cepat.

Usapan perlahan di punggung pasien yang sakit ternyata memiliki efek yang sama seperti obat penenang. Sedangkan genggaman dan tepukan di punggung tangan sambil mengucapkan kata-kata pemberi semangat akan memberikan keberanian pada orang yang sedang dilanda kebimbangan.

Mengingat begitu banyaknya efek positif dari sebuah sentuhan fisik, jadikanlah terapi sentuhan sebagai bagian dari keseharian Anda. Berikan pasangan atau anak pelukan yang paling hangat untuk kualitas hidup yang lebih mengagumkan.

Sumber : Laporan wartawan KOMPAS.com Lusia Kus Anna, Sabtu, 13 Juni 2009 | 02:43 WIB

No comments: